Musik kentongan merupakan musik khas masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Musik ini dimainkan oleh 15 hingga 20 orang, dengan dipimpin seorang atau dua orang mayoret. Biasanya pertunjukan musik ini dilakukan di tempat wisata Baturaden. Baturaden, merupakan kawasan wisata yang berudara sejuk. Terletak sekitar 14 kilometer dari kota Purwokerto, Jawa Tengah. Suhu udara di tempat ini berkisar antara 18 sampai 25 derajat celcius. Syahdan, nama Baturaden, berasal dari kata Raden dan Batur. Yaitu cerita anak seorang raja yang mencintai seorang pembantunya. Lokasi wisata alam ini, berada di bawah kaki Gunung Slamet, gunung merapi terbesar dan tertinggi ke dua di pulau Jawa, dengan ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut. Pada hari libur, banyak wisatawan yang datang. Saat seperti inilah biasanya musik kentongan ditampilkan. Menurut Joko, seorang ketua grup musik kentongan, awalnya, kentongan hanya digunakan sebagai alat untuk ronda atau jaga malam. Namun kemudian berkembang menjadi alat musik khas Banyumasan.Musik kentongan dapat mengiringi semua jenis lagu, namun lebih pas lagi bila mengiringi lagu daerah atau lagu religius. Dalam pergelaran musik kentongan, biasanya disertakan alat yang menyerupai gitar. Namun suaranya bukan dihasilkan dari petikan senar, namun dari bambu yang digesek. Selain itu juga ditambah dengan angklung, simba dan bas yang terbuat dari drum plastik yang dilapisi karet dalam ban mobil. Sebagai pelengkap juga ada penari, yang sangat piawai menari khas Banyumasan. Kawasan wisata Baturaden kerapkali dijadikan ajang Festival Musik Kentongan. Pesertanya berasal dari daerah di sekitar Baturaden, seperti Kebumen, Purbalingga dan Purwokerto, Jawa Tengah. Setiap group dinilai berdasarkan keserasian, kekompakan, irama musik yang dihasilkan dan ketepatan waktu pertunjukan. Pertunjukan musik kentongan di kawasan wisata Baturaden selain menambah meriah suasana, juga sekaligus dapat menjadi ajang untuk melestarikan kesenian daerah, yang belakangan ini posisinya semakin tergusur oleh musik modern, yang bukan berasal dari budaya nusantara. (Suprie) |
Sumber: Indosiar.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar