Labels

Selasa, 21 Mei 2013

Curug Gede

 Sumber:http://storyandphotograph.blogspot.com/2013/02/curug-gede-dusun-kalipagu-ketenger.html

Curug Gede merupakan tempat wisata air yang terletak di  Dusun Kalipagu, Ketenger, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Curug Gede memiliki ketinggian sekitar 50 m. Curug ini berada di ketinggian kurang lebih ­­1500 meter dpl dan juga dikelilingi oleh bukit. Untuk mencapai Curug Gede, jalan yang dilalui merupakan tanjakan dan turunan yang lumayan curam. Dan dalam perjalanan, kita juga dapat melihat DAM atau bendungan peninggalan Jepang. Selain air terjun,
Curug Gede juga memiliki kolam penampungan yang biasa digunakan untu berenang. Namun harus tetap berhati-hati untuk berenang, karena ditempat ini memiliki aliran yang deras, dan dipenuhi batu besar. Apabila anda akan berwisata ke tempat ini, biaya yang anda keluarkan hanya sekitar 5000 rupiah, bahkan jika anda sedang beruntung, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar 200 rupiah, sebagai biaya penitipan motor. Jadi silahkan berkunjung ke Curug Gede,

 Sumber:http://storyandphotograph.blogspot.com/2013/02/curug-gede-dusun-kalipagu-ketenger.html

Museum Wayang Sendang Mas Banyumas




 Sumber:http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2009/11/museum-wayang-sendang-mas-banyumas.html

Wayang merupakan kesenian utama masyarakat Jawa yang telah ditetapkan menjadi salah satu warisan dunia oleh Unesco, PBB. Wayang berasal dari kata bahasa Jawa ‘wewayangan’ yang artinya bayang-bayang. Pertunjukkan merupakan sajian cerita tutur yang digambarkan melalui boneka, dan diproyeksikan ke dalam bentuk bayangan dengan bantuan tata cahaya.
Wayang digerakkan oleh seorang dalang, dengan iringan seperangkat gamelan sebagai latar musik dan dukungan tembang-tembang Jawa yang dinyanyikan seorang sinden.
Wayang di Tanah Jawa bukanlah sebentuk kesenian yang seragam. Setiap komunitas menciptakan wayang yang dikreasi sedemikian rupa sesuai dengan semangat lokal dan disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Wayang gagrag Banyumasan merupakan tipe wayang khas yang hanya mengambil sebagian elemen dari wayang yang berasal dari daerah lain di Jawa seperti wayang Yogyakarta, wayang Kedu dan wayang Surakarta. Sesuai karakter masyarakat yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, wayang gagrag Banyumasan mengandung banyak unsur humor, dan upaya menertawakan jenis wayang baku yang penuh dengan aturan.
Museum
Museum menjadi ruang pamer yang menceritakan kembali lintasan sejarah dan beragam kreasi wayang. Mulai dibangun semenjak tahun 1982, sampai saat ini bangunan museum masih terus dikembangkan. Nama Sendang Mas merupakan bentuk singkat dari Seni Pedalangan Banyumas. Penegasan tersebut menegaskan betapa berbedanya wayang gagrag Banyumasan dengan jenis wayang lainnya.
Pembedaan itu terdapat pada aransemen musik gending yang tidak seutuhnya menggunakan standard pewayangan seperti gending sulukan dan gending pangkur. Gagrag Banyumasan juga menghadirkan tokoh baru yang berkarakter unik bernama Bawor.
Bawor dalam kisahnya merupakan anak tertua hasil doa pemujaan tokoh bijak titisan dewa, Ki Semar. Bawor lahir dari bayangan Ki Semar usai melakukan pemujaan, sehingga secara fisik memiliki kemiripan. Bentuk wajah dan tubuh yang asimetris, serba tidak beraturan, menjadi ciri utamanya. Bawor memiliki perut buncit, pantat super besar dan hidung pesek yang jelek.
Kisah-kisah pewayangan gagrag Banyumasan menghadirkan Bawor sebagai sosok bijak yang memiliki gaya bicara ceplas-ceplos, spontan, serba terbuka, humoris dan mengusung semangat kejujuran. Bawor dengan teguh akan memakai bahasa Banyumasan yang berbeda dengan tokoh-tokoh wayang lain yang memakai bahasa Jawa baku.
Lintasan Sejarah
Kesenian wayang telah melampaui masa ribuan tahun dan terus bertahan dengan menyesuaikan kemajuan jaman. Sejumlah ilustrasi dari berbagai bahan yang telah digunakan dalam pewayangan digambarkan di dalam museum.
Bahan
Nama Wayang
Tahun Masehi
Kisah
Kulit
Kulit Purwo
872
Mahabrata dan Ramayana
Kidang Kencana
1556
Mahabrata dan Ramayana
Gedog
1563
Serat Panji
Klitik Kulit
1648
Damarwulan
Kuluk
Duporo
1830
1830
Kerajaan Demak dan Mataram Kerajaan Demak dan Surakarta
Madya
1850
Kerajaan Kediri
Wahana
1920
Wayang Kontemporer
Kancil
1925
Dongeng Binatang
Adam Makrifat
1940
Olah Tasawuf
Jawa
1940
Sejarah Pangeran Diponegoro
Perjuangan
1943
Perjuangan Republik Indonesia
Suluk
1947
Perjuangan Republik Indonesia
Pancasila
1947
Ajaran Pancasila
Wahyu
1963
Ajaran Agama Katholik
Sejati
1972
Cerita Sejarah
Daun
Rontal Purwo
934
Mahabrata dan Ramayana
Daun Kluwih
1316
Dolanan Bocah
Kain
Beber Purwo
1361
Mahabrata dan Ramayana Gamelan Slendro
Beber Gedong
1564
Serat Panji Gamelan Pelog
Kayu
Klithik
1564
Cerita Damarwulan
Golek Purwo
1584
Mahabrata dan Ramayana
Thenguk
1900
Cerita Menak
Golek Jakin Nata
1965
Mahabrata
Orang
Wayang Wong
1760
Mababrata dan Ramayana
Pethilan
1760
Mahabrata, Ramayana, Panji
Batu
Relief Candi
Abad IX-XV
Mahabrata dan Ramayana
Suket
Permainan Anak
Kontemporer
Dongeng, Permainan Anak
Bambu
Permainan Anak
Kontemporer
Permainan Anak
Logam
Permainan Anak
Kontemporer
Permainan Anak
Karton
Permainan Anak
Kontemporer
Permainan Anak
Koleksi
Koleksi museum tidak hanya berupa jenis wayang yang merefleksikan lintasan sejarah, melainkan juga sejumlah alat bantu pertunjukkan wayang seperti blencong sebagai alat tata cahaya, gamelan sebagai alat musik wayang baku, calung sebagai alat musik gagrag Banyumasan hingga pakeliran atau layar.
Sejumlah koleksi Museum Wayang Sendang antara lain Wayang Gagrag Banyumasan Tempo Dulu dan Sekarang, Gagrag Yogyakarta, Wrayang Krucil, Wayang Prajuritan, Wayang Kidang Kencana, Wayang Golek Purwa, Wayang Golek Menak, Wayang Suluh, Wayang Beber, Wayang Kulit Purwa, Wayang Suluh, Wayang Golek Purwo, Wayang Golek Menak, Wayang Krucil, Wayang Beber, Gamelan Slendro, Calung/Angklung, Kaligrafi Huruf Jawa, Wayang Suket/Adam Marifat, Banyumas Tempo dulu, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat benda Tosan Aji, Buku perpustakaan dan arkeologi yang memamerkan sejumlah peninggalan peralatan dari bahan baku batu dan kayu.
Lokasi Museum
Jalan Gatot Subroto No.1, Banyumas
Transportasi
Jarah tempuh dari Terminal Bus : 18 Km
Jarah tempuh dari Stasiun KA : 20 Km
Jadwal KunjungSenin - Kamis : 07.15 - 14.15
Jum'at : 07.15 - 11.15
Sabtu : 07.15 - 12.45Harga Karcis Masuk
a. Dewasa : Rp 500,-
b. Anak-anak : Rp 500,-
c. Rombongan : Rp 500,-
Fasilitas
Luas Tanah / Luas Bangunan : 0,20 Ha / 2.52 m2
- Ruang Pameran Tetap
- Toilet
Organisasi
Jumlah Pegawai 7 orang

Kenthongan



Musik kentongan merupakan musik khas masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Musik ini dimainkan oleh 15 hingga 20 orang, dengan dipimpin seorang atau dua orang mayoret. Biasanya pertunjukan musik ini dilakukan di tempat wisata Baturaden.

Baturaden, merupakan kawasan wisata yang berudara sejuk. Terletak sekitar 14 kilometer dari kota Purwokerto, Jawa Tengah. Suhu udara di tempat ini berkisar antara 18 sampai 25 derajat celcius.

Syahdan, nama Baturaden, berasal dari kata Raden dan Batur. Yaitu cerita anak seorang raja yang mencintai seorang pembantunya.

Lokasi wisata alam ini, berada di bawah kaki Gunung Slamet, gunung merapi terbesar dan tertinggi ke dua di pulau Jawa, dengan ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut. Pada hari libur, banyak wisatawan yang datang. Saat seperti inilah biasanya musik kentongan ditampilkan.

Menurut Joko, seorang ketua grup musik kentongan, awalnya, kentongan hanya digunakan sebagai alat untuk ronda atau jaga malam.

Namun kemudian berkembang menjadi alat musik khas Banyumasan.Musik kentongan dapat mengiringi semua jenis lagu, namun lebih pas lagi bila mengiringi lagu daerah atau lagu religius.

Dalam pergelaran musik kentongan, biasanya disertakan alat yang menyerupai gitar. Namun suaranya bukan dihasilkan dari petikan senar, namun dari bambu yang digesek.

Selain itu juga ditambah dengan angklung, simba dan bas yang terbuat dari drum plastik yang dilapisi karet dalam ban mobil.

Sebagai pelengkap juga ada penari, yang sangat piawai menari khas Banyumasan. Kawasan wisata Baturaden kerapkali dijadikan ajang Festival Musik Kentongan.

Pesertanya berasal dari daerah di sekitar Baturaden, seperti Kebumen, Purbalingga dan Purwokerto, Jawa Tengah.

Setiap group dinilai berdasarkan keserasian, kekompakan, irama musik yang dihasilkan dan ketepatan waktu pertunjukan.

Pertunjukan musik kentongan di kawasan wisata Baturaden selain menambah meriah suasana, juga sekaligus dapat menjadi ajang untuk melestarikan kesenian daerah, yang belakangan ini posisinya semakin tergusur oleh musik modern, yang bukan berasal dari budaya nusantara. (Suprie)
Sumber: Indosiar.com


Ebeg

Sejarah tari Ebeg Banyumas - Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumas yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh pemain Ebeg.
Diperkirakan Sejarah tari Ebeg Banyumas ini sudah ada sejak zaman purba tepatnya ketika manusia mulai menganut aliran kepercayaan animisme dan dinamisme. Salah satu bukti yang menguatkan Ebeg dalam jajaran kesenian tua adalah adanya bentuk-bentuk in trance (kesurupan) atau wuru. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.

Sumber: http://fantur2009.blogspot.com/2013/01/ebeg-kesenian-tradisional-banyumasan.html

Atraksi
Di dalam suatu sajian Ebeg akan melalui satu adegan yang unik yang biasanya di tempatkan di tengah pertunjukan. Atraksi tersebut sebagaimana dikenal dalam bahasa Banyumasan dengan istilah Mendhem (in trance). Pemain akan kesurupan dan mulai melakukan atraksi-atraksi unik. Bentuk atraksi tersebut seperti halnya: makan Beling atau pecahan kaca, makan dedaunan yang belum matang, makan daging ayam yang masih hidup, berlagak seperti monyet, ular, dan lain-lain.
Pada umumnya tari ebeg di tarikan oleh pria namun seiring perkembanganya tari ebeg ini sekarang ada juga perempuan yang menarikan tarian ebeg ini
Alat musik yang digunakan
Pertunjukan Sejarah tari Ebeg Banyumas biasanya diiringi dengan alat musik yang disebut Bendhe. Alat musik ini memiliki ciri fisik seperti gong akan tetapi berukuran lebih kecil terbuat dari logam. atau bisa juga dengan menggunakan alat musik gamelan.
Akibat perkembangan budaya di Banyumas dan orentasi suatu seni pertunjukan juga yang dalam tahap awal merupakan sarana ritual telah bergesear pada bisnis seni pertunjukan, pembenahan dalam Ebeg pun segera dilakukan. Penataan pada Ebeg yang dapat meliputi bentuk iringan, penghalusan gerak tari, kostum ataupun propertinya banyak dilakukan oleh seniman Banyumas.
Demikian artikel tentang Sejarah tari Ebeg Banyumas semoga bisa memberikan sedikit informasi mengenai tari ebeg yang berasal dari Banyumas Jawa Tengah untuk anda, sekian dan terimakasih
Artikel yang terkait dengan Sejarah tari Ebeg Banyumas : mitra tari ebeg, artikel pengertian tari ebeg, kesenian banyumas ebeg, seni ebeg, tari lengger banyumas, tari lengger wonosobo, Sejarah tari Ebeg Banyumas, tari tayub
Sumber: http://budayaindo.com/sejarah-tari-ebeg-banyumas

Calung Banyumasan

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         








  http://panginyongan.blogspot.com/2008/05/pementasan-calung-padepokan-seni-banyu.html      

CALUNG BANYUMAS

1. Asal usul Musik Calung Banyumas
Musik bongkel yang selama ini disebut-sebut sebagai cikal-bakal Angklung
dan Calung Banyumas. Anggapan ini cukup beralasan, sebab antara keduanya sebagian besar mengacu pada bongkel.  Hal ini terlihat jelas pada bentuk fisik instrumen, bahan baku, proses pembuatan, sistem pelarasan, struktur komposisi, dan teknik permainan dari
beberapa instrumen.
Bongkel adalah salah satu bentuk musik rakyat yang terdapat di desa
Gerduren, Banyumas (Jawa Tengah). Musik ini didukung oleh sebuah instrumen perkusi sejenis Angklung Bambu berlaras slendro.
Dalam satu bingkai terdapat empat tabung nada berbeda. Cara memainkannya dengan cara digoyang dan digetarkan menggunakan kedua tangan, serta diikuti tutupan
jari-jari tertentu untuk menentukan nada. Karakteristik permainan bongkel
terletak pada jalinan ritmis antara keempat tabung nada. Dalam perkembangannya bentuk jalinan-jalinan ini mengilhami lahirnya alat musik tradisional yang sejenis yaitu Angklung, Krumpyung dan Calung.
Bongkel pada awalnya berfungsi sebagai musik hiburan petani ketika berada
di ladang.  Namun, dalam perkembangannya kini fungsi musik tersebut bergeser menjadi musik jalanan (ngamen) dan musik ronda (jaga malam). Secara musikal, bongkel memiliki teknik permainan tinggi, unik, khas, dan tidak ada duanya baik di Banyumas, maupun di daerah Indonesia.
Berdasarkan analisis fisik, musikalitas, dan fungsi dapat diketahui bahwa bongkel termasuk musik bambu tertua di Banyumas. Setelah melalui proses perjalanan panjang, genre musik ini diduga mendapat pengaruh gamelan kemagan dan ringgeng yakni perangkat gamelan kecil yang biasa digunakan untuk mengiringi Lengger dan Ebeg.
Dari bongkel berkembanglah menjadi Buncis, kemudian dari buncis berkembang menjadi Krumpyung, dan dari krumpyung menjadi Calung.
Calung merupakan musik tradisional dengan perangkat mirip gamelan yang terbuat dari bambu wulung. Musik calung hidup di komunitas masyarakat pedesaan di wilayah sebaran budaya Banyumas. Menurut masyarakat setempat, kata “calung” merupakan jarwo dhosok (dua kata yang digabung menjadi kata bentukan baru) yang berarti carang pring wulung (pucuk bambu wulung) atau dicacah melung-melung (dipukul bersuara nyaring). Spesifikasi musik calung adalah bentuk musik minimal, yaitu dengan perangkat yang sederhana (minimal) namun mampu menghasilkan aransemen musikal yang lengkap.
Perangkat musik calung terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendhang. Perangkat musik ini berlaras slendro dengan nada-nada 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (ma) dan 6 (nem). Hingga sekarang calung masih berkembang di hampir seluruh wilayah budaya Banyumas.
2. Fungsi dan Peran
Calung merupakan seperangkat alat musik tradisional yang terdapat di dalam suatu budaya masyarakat Banyumas yang lebih disebut dengan nama Gamelan Calung. Calung ini mempunyai sistem pelarasan yang relatif sama dengan pelarasan gamelan yang ada di wilayah Indonesia seperti Yogyakarta, Surakarta, dan Sunda. Alat musik ini terbuat dari potongan bambu yang diletakkan secara melintang dan dimainkan dengan cara dipukul.
Calung biasa difungsikan sebagai alat musik dalam seni pertunjukkan seperti Lengger (seni tari) dan Ebeg (kuda lumping khas Banyumas).
Pada era tahun 1970-an kehidupan calung sangat popular. Disamping berperan penting dalam kehidupan seni pertunjukan masyarakat Banyumas, Calung juga memiliki satu bentuk spirit musikal yang sangat kuat  sebagai daya ungkap seniman Banyumas.
Kesenian Lengger Calung ini pun semakin berkembang dan mampu menempatkan posisinya sebagai seni pertunjukkan terdepan dari sederetan jenis pertunjukkan seni lainnya yang terdapat di Banyumas.
Hal ini didukung dengan difungsikannya kesenian Lengger Calung sebagai kebutuhan sosial seperti acara hajat pernikahan, khitanan, tindik, dan keperluan ritual lainnya seperti syukuran (nadhar), sedekah bumi, dan sedekah laut.
3. Perkembangan Kesenian Calung
Seiring dengan perkembangan zaman, sikap dan selera masyarakat yang selalu berubah, maka sifat kesenian Calung ini tidak bisa mengelak dari kondisi tersebut. Perubahan kesenian Calung tampak sebagai gejala adanya faktor zaman yaitu bentuk dan penggarapannya.
Perubahan penggarapan yang terjadi pada sajian gendhing-gendhing Banyumasan gamelan Calung telah tergeser oleh arus perkembangan zaman yang berorientasi pada selera pasar. Peristiwa tersebut menuntut adanya perubahan-perubahan penggarapan secara musikal maupun bentuk sajiannya. Semenjak awal tahun 1990-an, terlihat bahwa pertunjukkan Lengger tidak lagi didominasi oleh sajian gendhing-gendhing Banyumasan dengan Gamelan Calung melainkan lebih mengedepankan lagu-lagu pop (dangdut).
Masuknya alat musik seperti gitar, keybord, seruling, drum, dan kendang dangdut ke dalam Lengger Calung merupakan awal bergesernya eksistensi musik Calung dan merosotnya kualitas penggarapan musiknya. Calung pun sudah tidak dianggap lagi sebagai medium ungkap yang cerdas melainkan telah diperlakukan sebagai barang mati yang tidak berarti apa-apa.
4. Isi Kandungan Musik Calung
Didalam musik Calung terkandung nilai-nilai kehidupan masyarakat Banyumas diantaranya :
  1. Semua yang terjadi didalam sajian musik calung merupakan semacam luapan emosi dari alam pikir dan alam rasa masyarakat Banyumas yang tidak dapat diungkapkan di dalam pergaulan sosial.
  2. Didalam sajian calung juga tertuang sikap-sikap kritis masyarakat Banyumas tentang falsafah hidup, tentang penderitaan, alam lingkungan, tentang kebahagiaan dan atau tentang segala sesuatu yang bersifat utopia.
  3. Banyak gendhing yang disajikan pada pertunjukan calung yang menggambarkan negeri impian, kebahagiaan ideal atau perasaan kesejatian yang hanya dapat diperoleh didalam impian. Sebagai contoh gendhing Gunungsari dan Eling-eling. Kata ‘gunungsari’ berasal dari kata ‘gunung’ dan ‘sari’ (bunga) yang berarti kebahagiaan puncak setinggi gunung.
  4. Sajian calung juga menuangkan ajaran dan atau ajakan untuk berbuat kebaikan, pernyataan sikap, larangan terhadap perbuatan menyimpang, kritik, sindiran atau bahkan sarkasme terhadap kejadian-kejadian umum sehari-hari di lingkungan pergaulan sosial. Kritik, sindiran atau sarkasme ini umumnya dilakukan melalui teks-teks syair (cakepan) yang diucapkan oleh sindhen atau senggak. Teks syair itu umumnya berbentuk parikan atau wangsalan yang disajikan dengan alur lagu tertentu sesuai dengan sajian gendhing yang sedang berlangsung.
  5. Melalui aktivitas musik calung, masyarakat Banyumas malakukan penuangan nilai-nilai ideal tentang hidup, sekalipun hal itu tidak selamanya berlangsung dalam realita kehidupan sosial. Penuangan nilai-nilai ideal itu dilakukan melalui proses pembayangan dan penjadian bentuk.
SUMBER PUSTAKA
http://panginyongan.blogspot.com/2008/12/seri-kesenian-lokal-banyumas-calung.html
http://punklung.wordpress.com/
http://groups.yahoo.com/group/banyumas/message/55264
http://www.google.com                                                                                           

Kamis, 16 Mei 2013

Lengger Banyumasan


[Lengger.jpg]
 http://gemamahardika.blogspot.com

Purwokerto, Banyumas – Lengger Banyumasan. Lengger merupakan kesenian asli Banyumas berupa tari tradisional daerah Banyumas. Kesenian tradisional lengger Banyumasan diperankan oleh 2 sampai 4 orang wanita yang didandani dengan pakaian khas lengger. Untuk dandanan rambut dibuat model kode yang dihias dengan bunga melati dan kanthil dan beberapa hiasan berwarna perak atau emas di ujung atas yang akan ikut bergoyang seiring gerakan sang lenger. Tubuh sang penari lengger dibalut dengan kemben yang terbuat dari jarit (kain batik) dan stagen dibagian tinggang serta dilengkapi pula dengan sampur dibagian bahu. Sampur adalah selendang yang dipakai lengger untuk menari. Sampur biasanya digunakan penari lengger untuk menjaring (dialungkan) ke salah seorang penonton. Penonton yang dijaring dengan sampur ini mendapat kesempatan untuk menari dengan sang penari lengger.  Gerakan tari lengger didominasi oleh gerakan pinggul sehingga terlihat menggemaskan mengikuti irama khas Banyumasan yang lincah dan dinamis.
Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh music gamelan tradisional yang disebut dengan calung. Alat musik utama gamelan calung terbuat dari bambu wulung (ungu kehitaman), kenong, gambang, gong, kedang dan beberapa alat musik tradisional lainnya. Sementara sinden yang bertugas sebagai penyanyi menyanyi lagu dengan merdu dari sisi dimana gamelan ditempatkan.
Saat ini pertunjukkan lengger Banyumasan sudah jarang dijumpai. Bahkan beberapa agen wisata membuat sebuah trip tema budaya “Mencari Jejak Lengger Terakhir”. Untungnya masih ada pihak-pihak yang mempunyai kesadaran untuk melestarikan kesenian ini. Untuk waktu-waktu tertentu seperti hari minggu misalnya, anda dapat melihat beberapa kesenian daerah Banyumas dengan berkunjung ke loka wisata Baturraden. Karena di loka wisata Baturraden masih sering diadakan pertunjukkan Lengger Banyumasan. (KlikBanyumas.com)

BATURADEN



http://ariechicarito.blogspot.com


       
Baturaden adalah sebuah tempat wisata ,tepatnya di desa kemutuk di sebelah selatan  Gunung slamet.Sedangkan jarak dari pusat pusat Purwokerto adalah 14 km.Nama Baturaden berasal dari legenda cerita rakyat . Pada wktu itu  pada sebuah kadipaten ada seorang pembantu ia bernama Suta ,ia temasuk pria yang tampan ,tampangnya tidak cocok seperti profesinya.Hingga akhirnya majikannya/radenya jatuh cinta kepadanya .Mereka saling mencitai,tapi cinta mereka sangat berbeda derajatnya.Mereka berdua tahu, apbila ketahuan orang tuanya,pasti orang tuannya akan marah.Hingga akhirnya kisah cinta mereka terbongkar, mereka diusir dari kadipaten.Mereka berdua meninggalkan kadipaten.Hingga mereka menemukan tempat yang indah yaitu Baturaden.Berasal dari kata Batur(pembantu)&Raden(putri  adipati).
Untuk menuju ke baturaden  kita bias menggunakan  kendaraan umum/pribadi.Untuk menggunakan kendaraan pribadi anda bias menuju jalur utama dari Purwokerto menuju Baturraden.Apabila menggunakan kendaraan umum anda harus menuju ke wilayah kebondalem,di  terminal kebondalem, anda harus menggunakan angkutan pedesaan yang menuju ke Baturaden.
Setelah anda tiba di Baturraden dan sudah membeli tiket,anda akan masuk wisata Baturraden dengan lahan seluas 16,5 Ha.Anda akan disuguhkan dwengan pemandangan yang indah,di dalamnya terdapat  air terjun,pemandian air panas,kolam renang,kebun binatang,taman,tempat bermain anak,pancuran 3&pancuran7,dll.
Baturaden sangat cocok untuk liburan keluarga,khususnya anak-anak.Disana mereka bias belajar sambil bermain.Di Baturraden disediakan Taman Kaloka Widya Mandala,yaitu sebuah kebun binatang dengan berbagai binatang dari dalam/luar negri.Di Baturaden juga ada Taman Botani Baturaden,yaitu berbagai macam tanaman hias dan langka,tidak hanya di pamerkan saja tetapi anda bisa membelinya untuk di jadikan souvenir.Di Baturraden juga ad ataman bermain anak dan aquarium ikan.Ada curug/air terjun di dalam lokasi wisata,biasanya para wisatawan banyak yang mandi di bawah air terjun itu.
Di baturraden juga terdapat Pancuran 3&7,yang menyemburkan belerang& konon dapat menyembuhkan penyakit kulit.
Untuk anda yang ingin bermalam di Baturraden,di sekitar lokasi wisata Baturraden banyak tempat penginapan yang murah.
Woooowww……… Baturraden memang paket liburan yang komplit untuk liburan keluarga anda dengan biaya yang murah tentunya.

 

Blogger news

Blogroll

About